Rabu, 21 Desember 2011

Surat Untuk Ibuku

Ibu...
Saat ini anakmu dalam keadaan sehat, semoga ibu juga merasakan hal yang sama.
Maaf ibu, nanda baru sempat membalas surat yang ibu kirim beberapa waktu lalu.

Ibu...
Aku rindu sekali masakanmu, di perantauan ini anakmu ini tidak pernah merasakan makanan senikmat masakanmu.
Entah bumbu apa yang Engkau bubuhkan dimakanan yang Engkau hidangkan untukku.

Aku rindu sekali suapan tanganmu.
Meski hanya dengan sambal terasi ditemani dengan krupuk, nasi putih itu tetap terasa nikmat dan lezat.

Ibu...
Tidak lupa, aku ucapkan terima kasih atas segala yang Engkau berikan.
Karena Engkau telah melahirkan dan membesarkanku dengan tulus dan ikhlas.

Ibu...
Maafkan aku jika aku pernah membuatmu sedih dan menangis atas kenakalanku.
Sejak dalam kandungan aku telah merepotkanmu.
Bahkan saat pertama kehadiranku ke dunia, aku telah membuatmu bersimbah darah.

Tetapi, Engkau tidak memarahiku meski aku telah mengancam nyawamu.
Engkau malah tersenyum, tertawa, kemudian Engkau mencium dan memelukku dengan hangat dan penuh cinta.
Ingin rasanya aku berada didekapanmu dan mendengar detuk jantungmu kembali.

Saat ku tertidur dipangkuanmu, Engkau sibak rambutku secara perlahan dengan jari-jemarimu yang lembut.
Lalu Kau baluri doa-doa ke sekujur tubuh.
Buaianmu membuatku merasa nyaman sekali...

Waktu pun terus berlalu, detik berganti ke menit, hari berganti ke minggu, bulan ganti ke tahun, dan tahun berganti ke windu.
Selama itulah Engkau selalu memberiku limpahan perhatian dan kasih sayang.

Ingin rasanya aku mengukur seberapa banyak cinta dan kasih sayang yang telah Engkau berikan padaku hingga saat ini.
Agar aku bisa membalas semuanya.

Bila dihitung dengan meter, ku yakin ribuan kali putar Bumi masih kalah dengan besarnya cintamu padaku.

Bila dihitung dengan liter, jutaan air di samudera dikali berapa pun tetap akan kalah dengan derasnya sayangmu padaku.

Ya Allah...
Terima kasih Engkau telah memberikanku seorang ibu seperti ibuku.
Engkau telah percikan kasih sayang dan cinta-Mu ke dalam jiwa ibu, hingga aku merasakan kasih sayang-Mu melalui ibuku.

Ya Allah...
Sudah berapa anak yang telah merasakan kasih sayang-Mu melalui ibu mereka.
Bermilyar ataupun bertriliunan kasih sayang ibu dikumpulkan takkan sanggup menandingi kasih sayang yang Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah...
Maafkanlah kami, karena kami lupa dan tidak menyadari begitu besar kasih sayang-Mu.
Bahkan hidup dan helaan nafas ini juga karena kasih sayang-Mu.

*Thanks untuk @Wardianto ('.')

Sabtu, 24 September 2011

#Edisi Film Drama

cerita ini  dimulai dengan "kekurangsukaan "ku pada filem bergenre romantis. bukannya ga senang dengan jalan ceritanya.. namun saat aku menontonnya selalu ada rasa sesak yang selalu sama yang kurasakan menggumpal ditenggorokan. entah karena aku terlalu menghayati ceritanya atau aku terlalu cengeng untuk terbawa kedalam jalan cerita dari film itu sendiri.
sesak yang kurasakan begitu terasa, bahkan untuk berbicara seringkali suaraku terdengar lain.. berat.. film-film itu diantara lain adalah Tada Kimi Wo Aishiteru (Heavenly Forest), Koizora (Sky of Love) atau pun SonoToki Wa Kare Ni Yoroshiku (when you meet him, say hello from me), The Last Song dan banyak lagi.. intinya yang jalan ceritanya sedih dan mengisahkan tentang kehilangan selalu membuat sesak didada dan tenggorokannku..

Rabu, 18 Mei 2011


ODE SENJA SEHABIS HUJAN

Masih ada setetes hujan tersimpan dipucuk dedaunan.
Sementara matahari semakin lelap di peraduannya.
Hujan turun sejak siang tadi.
Namun, entah mengapa tak kurasakan ada harapan setelah hujan.
Yang ada Cuma tinggal kekosongan.
Kekosongan yang tak terbatas....
Senja ini, sehabis hujan.
Kujumputi lagi remah-remah harapan yang tersisa di halaman depan rumah.
Sedikit basah dan kotor akibat hujan.
Namun tak mengapa daripada tidak.



senja ini selepas hujan..
entahlah
apakan akan ada pelangi
aku pun tak tau

MASIH TENTANG HUJAN


Lagi-lagi hujan turun senja ini.
Basah dan dingin...
Meninggalkan jejak air di pucuk-pucuk dedaunan.
Tak ada senyum ataupun sapa.
Aku tertinggalkan waktu..

Dan


DAN
Dan lelaki itu masih tetap berdiri disana
Sendiri
Ditepi laut
Entah sampai kapan dia akan disana
Menanti sepercik harapan kala pagi tiba

untitled poet


Ini cerita tentang hujan.
Tentang sebuah masa.
Tentang sebuah harapan.
Tentang sebuah impian

 Ini cerita tentang hujan.
Tentang bianglala selepas rintik hujan usai
Tentang harapan yang terbawa aliran air di selokan
Dan tentang mimpi yang tersimpan erat di hati

Ini cerita tentang hujan.
Tentang harapan yang tersisa
Tentang kenangan yang tersisa
Bukan kepingan atau pun remah remah kenangan
Melainkan sebuah kenangan utuh
Tentang cerita cerita kita
Tentang harapan harapan
Dan tentang hujan..